Sukardi Meninggal Saat Sujud Salat Asar di Masjid Nabawi
Tak lama kemudian Bambang mendengar suara seperti orang mendengkur. Semula, dia mengira suara itu berasal dari anak kecil di sebelahnya. Bambang baru tersadar setelah melihat Sukardi tiba-tiba lunglai dan rebah telentang.
Beberapa jamaah lantas memutuskan mengakhiri salat untuk menolong Sukardi. ”Ternyata, beliau sudah wafat,” terang Bambang.
Kebetulan, di sekitar saf almarhum ada petugas haji bidang kesehatan dari Indonesia. Petugas itulah yang memastikan bahwa saat itu Sukardi sudah meninggal dunia. Setelah petugas tersebut berkoordinasi dengan petugas kesehatan di Masjid Nabawi, jenazah Sukardi langsung dibawa ke Rumah Sakit Al Ansor, Madinah.
Kabar kematian Sukardi semula dirahasiakan dari istrinya. ”Kami tidak langsung memberi tahu istri beliau yang saat itu juga sedang salat di Masjid Nabawi, biar tidak shock,” terang Ketua Kloter 1 Jakarta Hanif Fakhri.
Hanif kemudian meminta jamaah lain untuk mencari Sugiarti di Masjid Nabawi. Setelah ketemu, barulah Sugiarti diajak ke rumah sakit dan diberi tahu bahwa suaminya telah meninggal dunia. Sontak, tangis Sugiarti meledak.
Kabar duka itu langsung menyebar ke hotel. Di balik kesedihan, muncul pula rasa ”bahagia”. Sebab, meninggal di Masjid Nabawi, apalagi saat sedang salat, menjadi impian umat muslim.
Sugiarti tetap terlihat tegar. Meski saat diwawancarai Jawa Pos kemarin perempuan dari Blitar yang tinggal di Cakung, Jakarta Timur, itu berkali-kali mengusap air mata. ”Bapak itu orangnya keras, tapi baik sekali. Ibadahnya kuat,” katanya.
Sehari-hari Sukardi selalu mengingatkan istri dan anak-anaknya untuk salat tepat waktu. Saat baru tiba di Madinah Selasa lalu (17/7), Sukardi-lah yang langsung mengingatkan istrinya agar tidak lupa melaksanakan salat Arbain di Masjid Nabawi.