UIN Larang Mahasiswi Bercadar, Fahri Marah ke Pemerintah
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menentang larangan dan sanksi bagi mahasiswi bercadar. Dia menegaskan, ada ketakutan pemerintah sekarang ini terhadap Islam.
“Frame pemerintahan ini tentang Islam itu sebenarnya takut. Mereka ikut pada frame-nya war on terror dulu di Amerika Serikat sehingga identitas Islam dinisbatkan pada radikalisme. Jenggot, jidat hitam, celana cingkrang, dahulu jilbab sekarang cadar, semua dinisbatkan pada radikalisme,” kata Fahri di gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/3).
Padahal, lanjut Fahri, bercadar sebenarnya adalah pilihan pribadi yang damai. Dia mencontohkan, ada perempuan yang tidak mau badannya dilihat orang lain, kemudian memilih memakai cadar.
Karena itu Fahri menegaskan, bercadar merupakan hak dan kebebasan, apalagi ada dalil agamanya. “Ya kenapa, apa masalahnya? Itu pilihan dia,” ungkap Fahri.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, muslimah yang memutuskan untuk memilih memakai cadar harus dihargai. Fahri pun tidak setuju dengan alasan bahwa cadar akan menyulitkan dalam identifikasi.
“Kenapa anda harus menginvasi pilihan orang? Biarkan dong, masa itu membuat orang sulit teridentifikasi. Siapa bilang, gampang saja teridentifikasi," ungkap Fahri.
Dia mengatakan, aturan main di lembaga mana pun termasuk di kampus tidak boleh merampas hak asasi orang lain. Dia menegaskan, untuk melakukan identifikasi hanya persoalan teknis saja.
“Kalau anda mengidentifikasi orang dari awal masuk, silakan saja. Misalnya, tidak yakin yang datang orang itu, kan bisa saja disuruh buka lalu pakai lagi,” paparnya.
Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menambahkan, di negara-negara liberal saja tidak ada larangan atas pemakaian cadar. Ironisnya, kata Fahri, Indonesia sebagai negara yang berketuhanan justru melarang mahasiswi bercadar.
“Ini otak-otak sempit kayak begini berbahaya, karena datang membangun persepsi sendiri yang negatif-negatif tentang nilai-nilai agama,” katanya.
Seperti diketahui, larangan terhadap mahasiswi bercadar diterapkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Merujuk kebijakan itu maka mahasiswi bercadar harus melepas penutup wajah ketika berkegiatan di kampus.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Yudian Wahyudi mengatakan, para mahasiswi di kampus yang sebelumnya bernama IAIN Sunan Kalijaga itu sejak awal masuk kuliah telah disodori surat pernyataan untuk mengikuti aturan yang diterapkan rektorat.
Dia menegaskan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan kampus negeri sehingga menganut Islam moderat dan berkeadilan. "Yang bisa diterima ya moderat itu. Adil termasuk kepada diri sendiri," ucapnya.