Vox Point Indonesia, Tiga Tahun Mengawal Isu-Isu Kebangsaan
Vox Point Indonesia bertekad menyuarakan kepentingan kebangsaan.Bukan hanya itu, kata Bambang, VPI juga ingin menjadi wadah pergerakan serta pemberdayaan dan kajian sosial politik dan kenegaraan (Institute) di tengah keringnya diskursus kebangsaan.
“Artinya semua perjuangan kita di tengah masyarakat, bagi Gereja, bangsa dan Negara betul-betul menjawab kebutuhan umat dan masyarakat dengan basis refleksi yang mendalam dan terukur. Menjadi suara saat ini tentu saja bukan untuk ikut meramaikan saja ata sekedar menciptakan ‘noise’ atau kebisingan tetapi benar-benar suara atau ‘voice’ yang mendorong perubahan, karena lahir dari suatu proses refleksi yang dalam,” kata Bambang.
Sementara itu, Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo menambahkan Vox dengan misinya merupakan suara kebangsaan yang bermuara pada tetap tegaknya 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Karena mengedepankan politik kebangsaan, Vox menurut Handojo berdiri di atas semua golongan dan kelompok serta partai politik apa pun.
“Ada banyak dinamika hidup berbangsa dan bernegara yang memungkinkan kami ditarik dalam berbagai kepentingan tetapi tidak kami lakukan karena kami ingin betul-betul menjawab secara jernih tantangan kebangsaan kita saat ini. Termasuk banyak perkiraan bahwa Vox terlibat politik praktis, itu tidak kami lakukan karena politik kami adalah politik kebangsaan. Di atas segala-galanya adalah kepentingan bangsa, persatuan dan keutuhan bangsa,” tegas Handojo.
Dalam kerangka itulah, menurut Handojo komunikasi terus aktif dilakukan, baik pada para tokoh, partai-partai politik, Ormas, silaturahmi antarumat beragama, tanpa membeda-bedakan latar belakang.
Di tengah banyak kecurigaan antar elite saat ini karena dinamika politik, Vox ingin menjadi ‘jembatan’ yang bisa melintasi semua kelompok kepentingan.
Bagi Vox, kata Handojo, di atas segala-galanya adalah persatuan bangsa sehingga sekeras apa pun perseteruan politik, sekencang apa pun dinamikanya, kita tetap akan bertemu pada satu titik yaitu keutuhan bangsa.
“Ini tidak bisa kita tawar dan kompromikan lagi. Maka bagi kami yang utama adalah kita harus menjadi jembatan bagi satu sama lain dan bukan membangun tembok yang saling memisahkan. Mengutip Kata Bapa Kardinal Ignatius Suharyo, Allah itu pada dasarnya mempersatukan, bukan memisah-misahkan,” ungkap Handojo.
Menanti Aksi Nyata Kebangsaan