Dulu Tampang Boyolali, Kini Prabowo Menyinggung Bicara Orang Banyumas
Rangkuti mengatakan bahwa penganut paham demokrasi minimalis itu hanya kenal boleh atau tidak. Bukan baik atau buruk.
"Maka jika hukum menyatakan boleh, mereka akan melakukannya. Dan sebaliknya. Bahkan ketika hukum boleh itu tidak menunjang kebaikan bagi republik. Mereka yang menganut paham demokrasi minimalis umumnya hanya berpikir tentang dirinya. Apa yang baik baginya, bukan apa yang baik bagi kepentingan publik," kata dia.
Di sisi lain, Rangkuti juga menyoroti ucapan "ndasmu etik" dari Prabowo yang dinilai sebagai sebuah pernyataan yang berkonotasi negatif.
"Tentu sangat disayangkan sikap atau perilaku seperti ini muncul dari seorang calon presiden yang disebut-sebut lembaga survei sebagai calon pemenang bahkan dalam satu putaran," kata dia.
Prabowo sebelumnya ketika Pilpres 2019 sempat menjadi sorotan ketika menyinggung tampang Boyolali.
Pada Minggu 4 November 2018, Prabowo Subianto yang sedang berbicara di depan warga Boyolali, berpidato soal kemiskinan.
Prabowo lalu mengabsen tiga nama hotel bintang lima di Ibu Kota. Setelah itu, dia mengatakan bahwa ejaannya sulit hingga masyarakat saja tak mampu mengucapkannya. Prabowo lantas berseloroh bila audiensnya saat itu masuk hotel mewah, mereka akan diusir.
"Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya. Tampang kalian ya tampang Boyolali. Betul?" ujar Prabowo. Peserta kampanye terdengar tertawa. Lontaran kalimat ini menjadi kontroversi lantaran candaan Prabowo ditangkap sebagai kalimat yang tidak sopan. (cuy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: