Jilbab, Najwa Shihab, dan Ide Socrates
Oleh Dhimam Abror Djuraidjpnn.com - Mengapa Najwa Shihab tidak berjilbab, padahal ayahnya, Quraish Shihab adalah ulama besar?
Pertanyaan itu beberapa kali ditujukan kepada Najwa dan Quraish Shihab dalam berbagai kesempatan.
Prof Quraish, seorang ahli tafsir, sudah hafal betul pertanyaan yang sudah ditanyakan berkali-kali itu. Prof. Quraish tahu pertanyaan itu personal, terutama dikaitkan dengan putrinya, Najwa yang tidak berjilbab.
Hal yang sama juga dialami almarhum Nurcholish Madjid alias Cak Nur yang sering mendapatkan serangan soal jilbab. Serangan itu bersifat personal, karena istrinya, Omie Madjid, dan putrinya, Nadia Madjid, yang bermukim di Amerika Serikat, juga tidak berjilbab.
Hal yang sama juga dialamatkan kepada almarhum Gus Dur, Abdurrahman Wahid, yang istri dan putri-putrinya tidak berjilbab, tetapi hanya mengenakan kerudung. Putri ragil Gus Dur, Inayah Wulandari, malah tampil polos dan nyentrik dengan rambut disemir warna-warni.
Cak Nur dan Gus Dur sama-sama dari Jombang, Jatim. Sama-sama dianggap sebagai pentolan Islam liberal dengan pemikiran yang kerap kontroversial dan tidak bisa diterima oleh kalangan Islam konservatif.
Gus Dur ceplas-ceplos, tanpa tedeng aling-aling, gaya bicaranya sering ala pojok kampung. Cak Nur lebih halus, intelektual, dan sejuk. Namun, gagasan dua orang itu sama-sama tajam dan menusuk.
Prof. Quraish tidak sepenuhnya disebutkan dalam satu tarikan napas dengan Cak Nur dan Gus Dur. Prof. Quraish lebih mendalami tafsir kontemporer, sedangkan Cak Nur dan Gus Dur lebih asyik dengan khazanah pemikiran Islam klasik sampai kontemporer.