Nafsu Untung Besar, Jatah Makan Jamaah Haji Disunat
Rabu, 09 November 2011 – 20:21 WIB
Kemudian, lanjut Marzuki, di Maktab 27 Kloter 49 JKS, Kabupaten Bogor, tenda banyak debu karena tidak disemprot terlebih dahulu. “Di Arafah di ujung-ujung banyak nyamuk. Manajemen antrian di Muzdalifah, dibangunkan jam 12 berangkat jam tiga. Rumah di BIBAN dianggap ring 1 jaraknya 3 kilometer tanpa angkutan,” katanya.
“Mutu tas cepat putus dan batik luntur. Katering diambil alih daker tapi tenaga kerja dari Myamnar. Pelayannya tidak punya etika. Tempat tenda sangat sempit, khawatir tertular penyakit,” ungkap Marzuki.
Lebih jauh Marzuki mengungkapkan keluhan jamaah haji, bahwa jamaah haji seperti sapi perah. Karena, menurut dia, sejak buat surat domisili ada tarif di kelurahan dan kecamatan Kabupaten Bogor, walau ada KTP dan KK. “Pada saat pemeriksaan kesehatan, selain di Puskesmas dirujuk ke RS. “Biaya paspor sendiri,” katanya.