Waskita Beton Precast Optimistis Capai Target Kontrak Baru
Menurut Anton, cashflow operasional yang positif ini menjadi modal yang kuat bagi WSBP pada 2019.
Ini disebabkan karena rasio posisi utang berbunga terhadap modal WSBP sebesar 0,77x, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5x. Dengan ekuitas sebesar Rp7,45 triliun per September 2018, itu berarti WSBP masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar.
Kondisi keuangan perusahaan, kata Anton, semakin prima dengan melihat pencapaian di akhir tahun ini.
“Penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp9,8 triliun. Kami terima lagi sampai akhir tahun 2018 sebesar Rp1,6 triliun. Total penerimaan Rp11,4 triliun. Jadi arus kas dari operasional akan surplus besar tahun ini,“ujarya.
WSBP telah menuntaskan proyek Tol Becakayu, yang merupakan proyek turnkey pertama WSBP. Proyek turnkey memiliki margin yang lebih besar dibandingkan non-turnkey. Namun sebagai kompensasinya kontraktor harus siap pendanaan sampai proyek selesai.
Saat ini WSBP masih menyisakan dua proyek turnkey, yaitu proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) dan Cimanggis-Cibitung. Pembayaran termin KBLM sudah terealisasi sebesar Rp665 miliar.
Dari nilai ini, sebesar Rp250 miliar merupakan pembayaran turnkey. Pada akhir Desember ini ada realisasi pembayaran lagi sebesar Rp1,6 triliun. Begitu juga untuk Cimanggis-Cibitung akan terealisasi pada 2019 dengan pembayaran termin sebesar Rp2,6 triliun.(chi/jpnn)