Eks Pejabat Bea Cukai Mengaku Dijebak dalam Kasus Pemerasan di Bandara Soetta, Begini Kronologinya
Lebih lanjut, Qurnia mengatakan pada 21 April 2021, sebelum pertemuan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Soni dipasangkan alat perekam di pakaiannya oleh VRH di pintu utama TMII. Diduga memang direncanakan untuk menjebak dirinya.
"Soni bertemu dengan saya dan VIM di Resto Dabu-Dabu TMII di bawah pantauan VRH dan tim. Namun tidak ada penyerahan uang dalam pertemuan ini, diduga hal ini tidak sesuai rencana mereka," katanya.
Setelah kegagalan di TMII itu, lanjut Qurnia, Valentinus Rudi Hartono dan tim kembali ke PT SKK untuk memimpin rapat pembahasan rencana penyerahan uang kepada Vincentius Istiko Murtiadji.
"Keesokan harinya 5 Mei 2021, VRH datang lagi ke kantor SKK untuk mendokumentasikan uang yang akan diserahkan kepada VIM. Menurut Soni uangnya difoto-foto oleh VRH," terang dia.
Kemudian, lanjut Qurnia, pada 6 Mei 2021, Valentinus Rudi Hartono dan tim sudah standby di kantor SKK, kemudian VRH membagi timnya. Sebagian standby di PIK, sebagian lagi berangkat bersama Soni dari kantor SKK.
"Satu orang anggota tim mengenakan seragam SKK berangkat 1 mobil dengan Soni selepas Magrib. Soni bertemu dengan VIM di Resto Dapoer Boentoet PIK di bawah pengamatan VRH bersama 23 anggota timnya yang mendokumentasikan peristiwa tersebut, sambil berkoordinasi dengan Soni via WhatsApp," lanjutnya.
Selesai makan malam, Qurnia menjelaskan Soni dan Vincentius bersama menuju mobil Soni, lalu terjadi penyerahan uang di dalam mobil. Vincentius kemudian keluar mobil Soni sambil membawa goodie bag menuju mobilnya dan pulang ke rumah.
"Peristiwa tersebut dipantau dan didokumentasikan oleh VRH beserta tim namun tidak dilakukan OTT dengan alasan di luar jam kerja dan VRH tidak yakin yang diambil VIM goodie bag berisi uang (padahal sehari sebelumnya VRH sdh memfoto uang tsb)," jelasnya.