Kebat Kliwat
Oleh: Dhimam Abror DjuraidItulah akselerasi teknologi yang membuat segalanya menjadi sangat cepat dan ringkas. Seorang insinyur di masa lalu membutuhkan waktu dua tahun untuk menemukan rancang bangun baru dan membuat prototipe-nya.
Sekarang, dengan aplikasi dan komputasi awan yang disambungkan dengan teknologi cetak 3D hal itu bisa diselesaikan dalam beberapa jam.
Itulah akselerasi hidup manusia akibat teknologi yang berkembang sangat pesat. Revolusi akselerasi itu dimulai dari penemuan chip mikro yang mendasari lahirnya super-komputer. Friedman menyebutnya mesin “supernova” yang mengacu pada perkembangan teknologi yang dipengaruhi Hukum Moore (dari Gordon Moore pendiri Intel).
Pada 1965, Moore meramal bahwa kecepatan kinerja chip akan bertambah dua kali lipat setiap 18 bulan.
Ramalan itu terbukti kini dengan kehadiran peranti lunak, komputer yang mengecil, teknologi sensor, penyimpanan digital, hingga interaksi manusia lewat jejaring internet.
Sejak itu hidup manusia tak lagi sama. Alam semesta berubah, juga interaksi manusia dalam pasar global berubah karena teknologi algoritma dan big data.
Segala sesuatu berjalan serbacepat dan presisi karena mesin mengetahui apa yang dipikirkan manusia lewat kecenderungan-kecenderungan perilakunya. Namun, dari yang serbacepat itu, Friedman justru tertolong oleh hal yang tidak selalu dikendalikan mesin. Ada unsur-unsur kemanusiaan yang tidak selalu harus dikendalikan oleh mesin.
Suatu hari, Friedman membuat janji kencan dengan temannya di New York. Namun, si teman itu terlambat karena jalanan New York yang selalu macet pada jam sibuk. Ketika menunggu itulah Friedman berpikir apa yang terjadi seandainya mesin memprogram janji mereka.